Minggu, 23 Januari 2011

MENENTUKAN KOEFISIEN GAYA GESEK STATIK DAN KINETIK PADA GERAK TRANSLASI

MENENTUKAN KOEFISIEN GAYA GESEK STATIK DAN KINETIK PADA GERAK TRANSLASI
RIA ALFI SYAHRIN
Jurusan FKIP-FISIKA Uhamka, Jakarta
ABSTRAK
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan tetapi dewasa ini tidak lagi demikian. Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat membasahinya (gaya lotus).
Gaya gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh kasar licinnya permukaan benda yang bergesekan. Makin halus/licin permukaan gaya gesek semakin kecil. Makin kasar permukaan gaya gesek semakin besar.

            Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama.
Kata kunci : gaya gesek kinetik, gaya gesek static





ABSTRACT
Friction is the accumulation of micro-interaction between the two surfaces touch each other. The forces acting between the other is electrostatic force on each surface.Formerly it was believed that a smooth surface will cause friction forces (or rather the friction coefficient) becomes smaller in value compared with a rough surface, but nowadays no longer the case. Construction of micro (nano exact) on the surface of the object can cause friction to a minimum, even fluids can no longer be wet (lotus style). 
Friction is the force that resist motion of the object for it to stop moving. The size of the friction force is affected by rough surfaces rubbing slippery. The more smooth / slippery surface the less friction. The more rough the surface of the greater friction. 
Static friction force is the friction between two solid objects are not moving relative to each other. As an example, static friction can prevent the body sliding down the incline.The coefficient of static friction is generally denoted by μs, and generally greater than kinetic friction coefficient. 
Kinetic friction force (or dynamic) happens when two objects move relative to each other and rub against each other. The coefficient of kinetic friction μk generally denoted by and in general always less than static friction for the same material. 

Keywords: kinetic friction, static friction 

PENDAHULUAN
            Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan, baik terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara, permukaan benda tersebut akan bersentuhan dengan udara sehingga terjadi gesekan antara benda tersebut dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya gesekan juga selalu terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis.
misalnya ketika kita mendorong sebuah buku pada permukaan meja, gerakan buku tersebut mengalami hambatan dan akhirnya berhenti, karena terjadi gesekan antara permukaan bawah buku dengan permukaan meja serta gesekan antara permukaan buku dengan udara, di mana dalam skala miskropis,hal ini terjadi akibat pembentukan dan pelepasan ikatan tersebut Jika permukaan suatu benda bergeseran dengan permukaan benda lain, masing-masing benda tersebut melakukan gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini dapat kita amati pada mesin kendaraan..
            Gaya gesek terbagi menjadi 2 jenis:
• Statis :adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
• Kinetis: Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama.
Gaya gesek dapat merugikan atau bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, engsel pintu yang berderit, dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas lantai.
METODE PENELITIAN
Alat-alat yang di gunakan adalah peralatan bidang miring, balok kayu yang bermassa 151,5 gr, tali yang di gunakan untuk menyeimbangkan balok kayu dengan silinder logam yang di letakkan di piring anak timbangan , busur dan mistar yang digunakan untuk menentukan busur silinder logam yang di gunakan. Dengan sudut 15° dengan massa 115 gram,120 gram, 120 gram. Dan 30° dengan massa 160 gram, 170 gram, 180 gram.

Persiapan dalam melakukan percobaan, mengkalibrasikan alat-alat yang di gunakan, kemudian menimbang massa balok dengan menggunakan neraca atau timbangan dan meletakan balok kayu (m1) di atas bidang datar, setelah itu menghubungkan balok dengan katrol menggunakan tali kemudian pada ujung tali digantungkan piringan beban setelah itu.
mengatur sudut yang dibentuk antara bidang miring dengan permukaan bidang datar sesuai dengan yang dibutuhkan dan meletakan beban (m2) pada piringan beban sampai balok kayu bergerak, kemudian mencatat massa beban yang dapat menggerakan system hingga mendapat 5 poin data untuk setiap masing-masing sudut, Mengulangi langkah 6 untuk sudut yang berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),Jakarta : Penerbit Erlangga



1 komentar: